Senin, 14 Januari 2013

Keutamaan ibadah Haji : makbulnya berdoa di masjidil haram

ibadah
ONH haji plus kali ini akan menceritakan pengalaman soadara kita Zainuddin, jamaah dari Embarkasi Surabaya yang berangkat ke Tanah Suci pada 2010. Berkunjung ke Kota Makah merupakan berkah umat muslim untuk beribadah, namun juga mengharapkan ridha Allah atas berbagai do’a dan harapan mereka.
Di sana, dia (red:Zainuddin) menyaksikan jamaah berduyun-duyun menjalankan prosesi peribadatannya. Tidak terlupakan juga, mereka, termasuk Zainuddin memanjatkan doa pribadinya. “Kami sadar sepenuhnya dan mencoba untuk berdoa serta membuktikan kemakbulan salah satu doa kami di Masjidil Haram,” katanya mengenang perjalanan ibadah hajinya, beberapa waktu lalu.
Berbagi lantunan dzikir,do'a dan ayat suci dilantunkan serta ritual ibadah dilaksanakan dengan penuh keikhlasan dan kekhusyukan. Hal serupa dilakukan di Madinah, utamanya seperti di Masjid Nabawi dan Raudhah. Setelah segala rangkaian ibadah dijalankannya, dia pun kembali ke Tanah Air dengan selamat dan dalam keadaan yang sehat.
Belum genap 40 hari kepulangannya dari ibadah haji, rupanya Allah telah mengabulkan salah satu dari berbagai doa yang telah dia panjatkan. Zainuddin menganggap, doanya yang satu itu justru yang paling berat dan sepertinya belum mungkin untuk terwujud saat itu.
Namun, rupanya kehendak Allah SWT-lah yang terjadi. Dia mempu membeli mobil yang cukup pantas digunakan sekeluarga dan dapat mendaftar kembali untuk melaksanakan ibadah haji di tahun berikutnya sesuai porsi haji. Doa-doa tersebut dipanjatkannya saat di Makkah dan Madinah
“Menurut hitungan kami hal itu tidak mungkin, karena kami hanya seorang guru swasta di madrasah ibtidaiyah (MI) dan petani kecil yang berpenghasilan tidak seperti para pengusaha dan pedagang besar dan kami masih berusia 34 tahun yang belum begitu banyak punya kolega atau rekanan bisnis.
Rupanya Allah telah betul betul menunjukkan kepadanya bahwa doa yang menurut pikiran manusia itu adalah mustahil/tidak mungkin, justru itulah yang terjadi. Segala biaya yang telah dikeluarkannya untuk beribadah haji, diganti dengan hal yang lebih baik dan lebih banyak oleh Allah.
“Saat ini, rezeki yang kami terima melimpah dari berbagai hal yang tidak terduga dan tidak terpikirkan sebelumnya, sehingga kami tidak kekurangan apapun dalam keluarga dan mensekolahkan dua putri kami, subhanalllah,” ucapnya sambil bersyukur. Dia berharap, apa yang dialaminya ini bisa menjadi motivasi untuk seluruh umat muslim dalam menjalankan ibadah hajiSumber : jurnalhaji.com

0 komentar:

Posting Komentar